lita

Cute Blue Flying Butterfly
Cute Blue Flying Butterfly

Senin, 15 Juni 2015

Anak Berkebutuhan Khusus

Hasil gambar untuk anakberkebutuhankhusus 
http://pijarpsikologi.com
A.           Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra,  tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajargangguan prilakuanak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasaanak cacat, dan atau Anak Dengan Kedisabilitasan ( ADK ). Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di sekolah luar biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing.
a.        SLB bagian A untuk tunanetra.
b.        SLB bagian B untuk tunarungu.
c.         SLB bagian C untuk tunagrahita.
d.        SLB bagian D untuk tunadaksa.
e.         SLB bagian E untuk tunalaras.
f.         SLB bagian G untuk cacat ganda.
Anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya karena mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan baik permanen maupun temporer yang disebabkan oleh:
a.         Faktor Lingkungan
b.        Faktor dalam diri Anak Sendiri
c.         Kombinasi Keduanya
Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) menurut para ahli:
Menurut Kanner dalam jamaris bahwa orang yang mengemukakan istilah autisme, anak autis adalah anak yang mengalami outstanding fundamental disorder, sehingga tidak mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, anak autis bersifat menutup diri dan tidak peduli, serta tidak memperhatikan lingkungannya.
Menurut Heward anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik.
B.            Menjelaskan Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
1.        Gangguan Penglihatan (Tunanetra) diklasifikasikan menjadi beberapa macam  yaitu:
a.    Berdasarkan tingkat gangguannya
1)        Buta total adalah keadaan dimana kedua mata dari seseorang tidak berfungsi lagi sebagaimana semestinya yang disebabkan karena adanya kerusakan pada kornea mata atau terputusnya syaraf mata.
2)        Buta sebagian adalah keadaan dimana salah satu mata dari seseorang tidak berfungsi dengan baik dikarenakan kerusakan kornea mata atau terputusnya saraf mata.
3)        Low Vision adalah keadaan yang terjadi pada penglihatan seseorang, dimana orang tersebut tidak dapat melihat wujud asli dari suatu benda melainkan hanya berupa bayangan yang kabur dan itupun apabila disekitar benda tersebut terdapat banyak cahaya. Low vision yang semakin parah akan menyebabkan kebutaan total.
b.    Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan
1)      Tunanetra sebelum dan sejak lahir yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.
2)      Tunanetra setelah lahir dan atau pada usia kecil yakni mereka yang telah memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
3)      Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja yakni mereka yang telah memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.
4)      Tunanetra pada usia dewasa yakni mereka yang pada umumnya dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.
5)      Tunanetra dalam usia lanjut yakni mereka yang sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri.
c.    Berdasarkan kemampuan daya penglihatan
1)        Tunanetra ringan (defective vision/low vision) mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan funsi penglihatan.
2)        Tunanetra setengah berat (partially sighted) mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal
3)        Tunanetra berat (totally blind) mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.
d.   Berdasarkan pemeriksaan klinis
1)        Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200 dan atau memiliki bidang penglihatan kurang dari 20 derajat.
2)        Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan  antara 20/70 sampai denhan 20/200 yang dapat lebih baik melalui perbaikan.
e.         Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
1)        Myopi adalah penglihatan jarak dekat, bayangan tidak terfokus dan jatuh di belakang retina
2)        Hyperopia adalah penglihatan jarak jauh, bayangan tidak terfokus dan jatuh di depan retina.
3)        Astigmatisme adalah penyimpangan atau penglihatan kabur yang disebabkan karena ketidakberesan pada kornea mata.
Penyebab:
a.       Prenetal (sejak dalam kandungan) terjadi karena faktor keturunan, malnutrisi, penyakit ibu, penyakit/luka di otak janin, gangguan lingkungan kehamilan.
b.      Post netal (sejak/setelah kelahiran) terjadi karena faktor kekurangan oksigen pada sistem saraf pusat saat dilahirkan, kelahiran yang dihalangi, kelahiran yang dipaksa, penggunaan alat yang salah saat melahirkan, premaaturitas, malnutrisi, terserang suatu penyakit, kekurangan oksigen, kecelakaan.
2.        Gangguan pendengaran (tunarungu) diklasifikasikan menjadi beberapa macam  yaitu:
a.    Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengan bunyi
  Menurut ashman dan Elkins (1994)
1)        Ketunarunguan ringan adalah kondisi seseorang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB. Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
2)        Ketunarunguan sedang adalah kondisi seseorangmasih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan. Tanpa memperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid)
3)        Ketunarunguan berat sekali adalah kondisi seseorang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Mendengar percakapan normal tidak mungkin baginya, sehingga dia sangat tergantung pada komunikasi visual. Ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu dengan kekuatan yang sangat tinggi (supperpower).
b.      Berdasarkan lokasi gangguannya menurut Easterbrooks (1997)
1)      Conductive loss adalah ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.
2)      Sensorineural loss adalah ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau saraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak.
3)      Central auditory processing disorder adalah gangguan pada sistem saraf pusat proses auditer mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengar meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinga individu tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar