lita

Cute Blue Flying Butterfly
Cute Blue Flying Butterfly

Sabtu, 25 April 2015

Psykology is a Mystery


PSIKOLOGI PENDIDIKAN



Disusun oleh:
Nama : Lita Andriyani
Kelas : Manajemen Pendidikan IIA
NIM  : 11140182#####6

  MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015



A.    Definisi Psikologi Pendidikan Menurut John Dewey
Bidang psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidang psikologi sebelum awal abad ke-20. Salah satunya yang muncul di awal sejarah psikologi pendidikan.
John Dewey (1859-1952)
Tokoh kedua yang berperan besar dalam membentuk psikologi pendidikan. Dia menjadi motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi ditingkat praktis. Dewey membangun laboratorium psikologi pertama di AS, di Columbia University, dan melanjutkan karya inovatifnya tersebut. John Dewey memberikan banyak ide penting (Glassman, 2001, 2002).
Pertama, dari Dewey kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajaran aktif (active learner). Sebelum Dewey mengemukakan pandangan ini , ada keyakinan bahwa anak-anak mestinya duduk diam dikursi mereka dan mendengarkan pelajaran secara pasif dan sopan. Sebaliknya, Dewey percaya bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jadi mereka aktif.
Kedua, dari Dewey kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya, Dewey percaya bahwa anak-anak seharusnya tidak hanya mendapat pelajaran akademik saja, tetapi juga harus diajari cara untuk berpikir dan beradaptasi dengan dunia di luar sekolah. Dia secara khusus berpendapat bahwa anak-anak harus belajar agar mampu memecahkan masalah secara reflektif.
Ketiga, dari Dewey kita mendapatkan gagasan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Cita-cita demokrais ini pada masa pertengahan abad ke-19 belum muncul, sebab saat itu pendidikan hanya diberikan pada sebagian kecil anak, terutama anak keluarga kaya. Dewey adalah salah seorang psikologi yang sangat berpengaruh-seorang pendidik yang mendukung pendidikan yang layak bagi semua anak, lelaki maupun perempuan, dari semua lapisan sosial-ekonomi dan etnis.

Pendapat:
pendapat penulis tentang definisi John Dewey diatas sangat bagus, karena beliau merupakan motor penggerak dalam mengaplikasikan psikologi ditingkat praktis. Dan Dewey sendiri memiliki ide-ide luar biasa yang menjadi pedoman dalam pembelajaran saat ini, yaitu: pertama, pandangan tentang anak sebagai pembelajaran aktif (active learner), yang dapat kita lihat kurikulum 2013 dan pembelajaran tingkat Universitas saat ini, peserta didik diwajibkan berperan aktif dalam menerima pendidikan didalam kelas.
Kedua, pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dan dengan ide yang ke dua ini juga tetap dilakukan dalam pendidikan di Indonesia, menerima pendidikan tidak hanya di dapat didalam kelas, namun pendidikan juga dapat diterima dari lingkungan sekitar, baik pendidikan formal, informal dan nonformal semua mempengaruhi terjadinya suatu pendidikan pelajaran bagi seseorang.
Dan ide ketiga Dewey juga tetap ada di Indonesia, semua anak di Indonesia berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang sama, dan di Indonesia sendiri sudah didukung dengan sekolah wajib 9 tahun, itu mempermudah anak yang kurang mampu mendapatkan pendidikan yang sama dengan yang lainnya.

Dewey memperkenalkan bahwa struktur internal pengetahuan dan hubungannya dengan bagian masalah adalah dasar dalam pengembangan pengetahuan yang berguna. Orientasi terhadap pembelajaran untuk belajar ketimbang mengumpulkan pengetahuan difasilitasi dengan memfokuskan tentang apa yang oleh Brown dan Campione (1996) sebut “big ideas and deep principles” (ide-ide besar dan prinsip yang dalam)”. Kontruktivisme menyakini bahwa belajar mencakup proses pengetahuan yang lebih mendalam ketimbang menghafalkan materi. Belajar meliputi restruktur atau menciptakan keterhubungan dari sistem yang terintegrasi (misalnya, menciptakan atau memodifikasi skema dengan suatu cara yang memiliki efek yang kuat tentang apa yang diperhatikan dan dipelajari dari hal tersebut; Bransford, Frank, Vye & Sherwood, 1989) (Robbert B. Innes, 2004:38)

B.     Manfaat Belajar Psikologi Pendidikan
Dalam mempelajari Psikologi pendidikan ke calon guru akan menerima manfaat yang luar biasa dalam memahami karakteristik peserta didik dan penanganan dalam pengajarannya. Manfaat mempelajari psikologi, yaitu:
1.      Manfaat Belajar Psikologi Pendidikan
Dalam mempelajari psikologi pendidikan dapat memberikan banyak manfaat tidak hanya untuk mengajar namun beberapa manfaat lain yang dapat kita ketahui, yaitu:

a.       Pemahaman Diri
Dalam belajar pendidikan seorang guru atau peserta didik dalam mempelajari psikologi pendidikan akan memberikan pengetahuan untuk memahami diri sendiri. Siapa yang tidak tertarik untuk memahami diri sendiri dengan lebih baik? Tidak ada cara yang lebih baik untuk memahami diri sendiri selain memulai pengetahuan psikologi. Semua prilaku dapat dipahami melalui pemahaman psikologi. Manfaat ini sangat bermanfaat bagi calon guru dalam memahami diri peserta didiknya setelah memahami dirinya sendiri.
b.      Menambah Empati
Psikologi membantu seseorang agar dapat memahami mengapa orang berpikir sedemikan rupa. Memahami apa yang orang lain lakukan, meskipun yang dilakukannya tidak anda suka. Dapat merasakan apa yang orang lain rasakan.
c.       Adaptasi
Dapat mempelajari dengan mudah jika ingin beradaptasi ditempat yang berbeda dengan cara memahami lingkungan dan seseorang yang disekitarnya, dapat menempatkan diri sesuai lingkungan dan tempat sehingga kita dapat mudah diterima di masyarakat mana saja.
d.      Keterampilan komunikasi
Psikologi menjelaskan bagaimana orang dapat berkomunikasi. Dengan memahami hal ini, kita dapat menggunakan metode yang akan membantu dalam meningkatkan keterampilan komunikasi dan membuatnya lebih persuasif dan efektif. Keterampilan komunikasi ini akan sangat berguna bagi calon guru yang akan berkomunikasi dengan baik dengan peserta didiknya.

2.      Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran
Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda seperti di bawah ini:

a.       Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)
Seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati, karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.

b.      Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas\
Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif. Seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.

c.       Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.

d.      Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik
Seorang guru harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.

e.       Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Guru harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.
                                                                                                                      
C.    Metode Belajar Psikologi Pendidikan
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Metode ceramah.
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah dan menyampaikan nasihat-nasihat sebagai pelajaran prilaku atau aqhlak.
Dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, ada beberapa motode yang umum digunakan, diantaranya yaitu :

a.       Metode Tanya jawab         
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.

b.      Metode Diskusi   
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.

c.       Metode Pemberian Tugas    
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda.

Agar pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, maka: 1) tugas harus bisa dikerjakan oleh siswa atau kelompok siswa, 2) hasil dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan presentasi oleh siswa dari satu kelompok dan ditanggapi oleh siswa dari kelompok yang lain atau oleh guru yang bersangkutan, serta 3) di akhir kegiatan ada kesimpulan yang didapat.

d. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya. Di dalam TIK, percobaan banyak dilakukan pada pendekatan pembelajaran analisis sistem terhadap produk teknik atau bahan.
Percobaan dapat dilakukan melalui kegiatan individual atau kelompok. Hal ini tergantung dari tujuan dan makna percobaan atau jumlah alat yang tersedia. Percobaan ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, bila alat yang tersedia hanya satu atau dua perangkat saja.

e. Metode Demonstrasi        
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh pengajar dan selanjutnya dilakukan oleh peserta didik. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.

f. Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.
Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya

Pendapat :
Metode yang paling mudah untuk mempelajari psikologi pendidikan menurut penulis dengan cara mengkolaborasi semua metode yang ada dengan melihat keadaan peserta didiknya dan tema pelajaran yang disampaikan. Karena, terkadang ada beberapa materi yang baik menggunakan metode eksperimen namun kurang masuk dengan metode ceramah. Seperti contohnya meteri pertumbuhan dan perkembangan. Peserta didik lebih senang menggunakan metode eksperimen diri sendiri dan mendiskusikannya bersama teman-temannya, dibandingkan hanya mendengar dengan metode ceramah.
Dari contoh tersebut dapat kita simpulkan, bawa metode yang baik dalam mempelajari mpsikologi pendidikan dipengaruhi oleh keadaan peserta didik dan tema yang akan dipelajari. Bahkan terkadang dalam tema tertentu semua metode dapat dilakukan contohnya saat tema Intelligence. Pada awal pelajaran pendidik dapat melakukan ceramah, lalu mendiskusikannya, lalu peserta didik disuruh untuk mengeksperimen dirinya sendiri, lalu menggunakan metode Tanya jawab untuk menanykn hal-hal hasil setelah eksperimen tersebut.

D.    Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan Perkembangan adalah dua buah kata yang mempunyai maksud hampir sama namun memiliki arti yang berbeda. Semua makhluk hidup atau organisme dalam hidupnya mengalami proses perubahan biologis. Perubahan tersebut terjadi disebabkan semua organisme mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat Kuantitatif (berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dst ) yang menyangkut aspek fisik jasmaniah.seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada organ-organ dan struktur organ fisik,sehingga anak semakin bertambah umurnya semakin besar dan semakin tinggi pula badannya. Contoh : munculnya gigi baru, semakin bertambahnya jumlah gigi, semakin bertambahnya tinggi badan, dst.

Perkembangan
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat Kualitatif dan Kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia. Seperti misal nya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan kemampuan,sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya, sehingga dengan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengetahuan dan kemampuan nya juga semakin baik sifat sosial, moral, keyakinan agam dan sebagainya. akibat adanya proses pertumbuhan materiil dan hasil belajar dan biasanya tidak dapat diukur. Contoh : pematangan sel ovum dan sperma, munculnya kemampuan berdiri dan berjalan, dst.
Pendapat :
Yang menyenangkan dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan adalah kita mampu melihat ideal nya pertumbuhan diri sendiri dan mengetahun pertumbuhan orang lain, memahami perkembangan yang terjadi dalam diri sendiri. Dapat mengetahui pertumbuhan diri sendiri dari mulai masih kecil dan tumbuh menjadi seperti sekarang ini. Dapat mendiskusikan pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri dengan teman-teman dan dosen dikelas. Mengetahui perkembangan pikiran yang sudah dialami dari saat SD, SMP, dan SMA, menurut jenjang pendidikan yang kita jalani, pertumbuhan dan perkembangan selalu melekat dalam diri individu. Perkembangan yang terjadi di setiap individu juga dipengaruhi dengan pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi dihidupnya.

E.     Teori Belajar
1.      Teori Belajar Behaviorisme
Tokoh-tokoh aliran behavioristik tersebut antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
Premis dasar teori belajar behavioristik menyatakan bahwa interaksi antara stimulus respons dan penguatan terjadi dalam suatu proses belajar. Teori belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar, yaitu perubahan tingkah laku yang dapat dilihat. Hasil belajar diperoleh dari proses penguatan atas respons yang muncul terhadap stimulus yang bervariasi.
Salah satu teori belajar behavioristik adalah teori classical conditioning dari Pavlov yang didasarkan pada reaksi sistem tak terkondisi dalam diri seseorng serta gerak refleks setelah menerima stimulus. Menurut Pavlov, penguatan berperan penting dalam mengkondisikan munculnya respons yang diharapkan. Jika penguatan tidak dimunculkan, dan stimulus hanya ditampilkan sendiri, maka respons terkondisi akan menurun dan atau menghilang. Namun, suatu saat respons tersebut dapat muncul kembali.
Sementara itu, connectionism dari Thorndike menyatakan bahwa belajar merupakan proses coba-coba sebagai reaksi terhadap stimulus. Respons yang benar akan semakin diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respons yang tidak benar akan menghilang. Akibat menyenangkan dari suatu respons akan memperkuat kemungkinan munculnya respons. Respons yang benar diperoleh dari proses yang berulang kali yang dapat terjadi hanya jika siswa dalam keadaan siap.
Teori behaviorism dari Watson menyatakan bahwa stimulus dan respons yang menjadi konsep dasar dalam teori perilaku haruslah berbentuk tingkah laku yang dapat diamati. Interaksi stimulus dan respons merupakan proses pengkondisian yang akan terjadi berulang-ulang untuk mencapai hasil yang cukup kompleks.
Ciri dari teori behavioristik adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.
Dalam hal konsep pembelajaran, proses cenderung pasif berkenaan dengan teori behavioris. Pelajar menggunakan tingkat keterampilan pengolahan rendah untuk memahami materi dan material sering terisolasi dari konteks dunia nyata atau situasi. Little tanggung jawab ditempatkan pada pembelajar mengenai pendidikannya sendiri.

Analisis/Komentar Tentang Teori Behavioristik:
Kelompok behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement (penguatan) dan punishment (hukuman) menjadi stimulus untuk merangsang pelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).
Teori behavioristik banyak dikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.
Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi pelajar, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati. Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut.
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.
Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pebelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.
Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi pelajar untuk berpikir dan berimajinasi.
Menurut Guthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negatif. Penguat negatif tidak sama dengan hukuman. Ketidaksamaannya terletak pada bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus) agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat. Misalnya, seorang pelajar perlu dihukum karena melakukan kesalahan. Jika pelajar tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman harus ditambahkan. Tetapi jika sesuatu tidak mengenakkan pelajar (sehingga ia melakukan kesalahan) dikurangi (bukan malah ditambah) dan pengurangan ini mendorong pelajar untuk memperbaiki kesalahannya, maka inilah yang disebut penguatan negatif. Lawan dari penguatan negatif adalah penguatan positif (positive reinforcement). Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. Namun bedanya adalah penguat positif menambah, sedangkan penguat negatif adalah mengurangi agar memperkuat respons.

F.     Definisi Intellegensi dan Cara Mengembangkan Intelegensi yang Dimiliki
Orang berpikir menggunakan pikiran atau inteleknya. Cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan intelelejensinya. Dilihat dari intelejensinya kita dapat mengatakan seseorang itu pandai atau bodoh. Intelejensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut, Intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan  diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.
Howard Gardner mengidentifikasi ada 8 macam kecerdasan manusia dalam memahami dunia nyata, Berikut akan dijelaskan secara singkat delapan kecerdasan tersebut, yaitu:
1.      Kecerdasan Bahasa (Verbal- Linguistik Intelegence)
Merupakan kecakapan berpikir melelui kata- kata, menggunakan bahasauntuk menyatakan dan memmaknai arti yang kompleks. Contoh: Para Penulis, Ahli Bahasa, Sastrawan, Jurnalis, Orator.
2.      Kecerdasan Matematis (Logical- Mathemaical Intelegence)
Merupakan kecakapan untuk menghitung, mengkualitatif,merumuskan proposisi,hipotesis, serta memecahkan perhitungan- perhitungan matematis yang kompleks. Contoh: Para Ilmuan, Ahli Matematis, Akuntan, Insinyur, Pemrogram Komputer.
3.      Kecerdasan Ruang ( Visual- Spasial Intellegence)
Merupakan kecakapan berpikir dalam ruang 3 dimensi.Mampu menagkap bayangan ruang internal dan eksternal untuk penentuan arah dirinya atau benda yang dikendalikan, mengubah dan menciptakan karya 3 dimensi nyata. Contoh: Pilot, Nahkoda, Astronot, Pelukis, Arsitek.
Ayat yang mengungkap Kecerdasan Visual ini antara lain, Surat Al-Ra’d ayat 3, dan Surat
ŁˆَŁ‡ُŁˆَ Ų§Ł„َّŲ°ِŁŠ Ł…َŲÆَّ Ų§Ł„ْŲ£َŲ±ْŲ¶َ ŁˆَŲ¬َŲ¹َŁ„َ ŁِŁŠŁ‡َŲ§ Ų±َŁˆَŲ§Ų³ِŁŠَ ŁˆَŲ£َŁ†ْŁ‡َŲ§Ų±ًŲ§ ŁˆَŁ…ِŁ†ْ ŁƒُŁ„ِّ Ų§Ł„Ų«َّŁ…َŲ±َŲ§ŲŖِ Ų¬َŲ¹َŁ„َ ŁِŁŠŁ‡َŲ§ Ų²َŁˆْŲ¬َŁŠْŁ†ِ Ų§Ų«ْŁ†َŁŠْŁ†ِ ŁŠُŲŗْŲ“ِŁŠ Ų§Ł„Ł„َّŁŠْŁ„َ Ų§Ł„Ł†َّŁ‡َŲ§Ų±َ
 Ų„ِŁ†َّ ŁِŁŠ Ų°َŁ„ِŁƒَ Ł„َŲ¢َŁŠَŲ§ŲŖٍ Ł„ِŁ‚َŁˆْŁ…ٍ ŁŠَŲŖَŁَŁƒَّŲ±ُŁˆŁ†َ
“Dan Dia lah Yang menjadikan bumi terbentang luas, dan menjadikan padanya gunung-ganang (terdiri kukuh) serta sungai-sungai (yang mengalir). dan dari tiap-tiap jenis buah-buahan, ia jadikan padanya pasangan: dua-dua. ia juga melindungi siang Dengan malam silih berganti. Sesungguhnya semuanya itu mengandungi tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum Yang (mahu) berfikir.(Q.S.Al-Ra’d : 3)
4.      Kecerdasan Kinestetik/Gerak Fisik (Kinesthetik Intelegence)
Merupakan kecakapan untuk melakukan gerakan dan ketrampilan , kecakapan fisik seperti olah raga. Contoh: Penari, Olahragawan, Pengrajin Profesional,
5.      Kecerdasan Musik ( Musical Intellegence)
Kecakapan yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan dan menghargai musik, sensitive terhadap melodi, ritme, nada, tangga nada. Contoh: Komponis, Dirigen, Musisi, Kritikus penyanyi, Kritikus musik, Pembuat instrument    musik,
6.      Kecerdasan Hubungan Sosial ( Interpersonal Intellegence).
Kecakapan memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang lain dengan tepat, watak, tempramen, motivasi dan kecenderungan terhadap orang lain. Contoh: Guru, Konselor, Aktor,Politikus
7.      Kecerdasan Kerohanian ( Intrapersonal Intellegence).
Kecakapan untuk memahami kehidupan emosional, membedakan emosi orang-orang, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Kecakapan membentuk persepsi yang tepat terhadap orang, menggunakannya dalam merencanakan dan merencanakan dan        mengarahkan kehidupan yang lain. Contoh: Psikolog, Psikiater, Filosof, Rohaniawan
8.      Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Intinya adalah kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan dan bagian lain dari alam semesta.
Dalam Literatur Islam adabeberapa kata apabila ditinjau dari pengetrian etimologi memiliki makna yang sama atau dekat dengan kecerdasan antara lain :
1.      Adz-dzaka’ yang berarti hiddah al-fuad wa sur’ah al-fathnah (tajamnya pemahaman hati dan cepat paham)
2.      Al-hadzaqah didalam kamus Lisan al-Arab, al-hadzaqah diberi ma’na al-Muharah fi kuli ‘amal (mahir dalam segala pekerjaan)
3.      An-Nubl dan an-Najabah, menurut Ibn Mandzur an-Nubl artinya sama dengan adz-dzaka dan an-najabah yakni cerdas       
4.      An-Najabah, berarti cerdas sama dengan Al-Kayyis, memiliki mana sama dengan al-aqil (cerdas)

Ayat berikut juga memberikan dorongan kepada manusia agar ia memiliki Kecerdasan Pribadi, Yaitu pada Surat al-Baqarah : 44 dan 242,
Ų£َŲŖَŲ£ْŁ…ُŲ±ُŁˆŁ†َ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³َ ŲØِŲ§Ł„ْŲØِŲ±ِّ ŁˆَŲŖَŁ†ْŲ³َŁˆْŁ†َ Ų£َŁ†ْŁُŲ³َŁƒُŁ…ْ ŁˆَŲ£َŁ†ْŲŖُŁ…ْ ŲŖَŲŖْŁ„ُŁˆŁ†َ Ų§Ł„ْŁƒِŲŖَŲ§ŲØَ Ų£َŁَŁ„َŲ§ ŲŖَŲ¹ْŁ‚ِŁ„ُŁˆŁ†َ
Artinya : “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat) ? Maka tidakkah kamu berpikir”(Q.S. Al-Baqarah/2 : 44)
Intelligensi dominan yang saya miliki adalah type Kecerdasan Kinestetik/Gerak Fisik (Kinesthetik Intelegence) karena saya aktiv dalam beberapa organisasi dalam kegiatan fisik seperti menari, bahkan sampai saya ada di Universitas ini saya tetap mengembangkan bakat saya dalam bidang menari. Selain bakat kinestetik saya juga memiliki bakat di type Interpersonal Intellegence, karena saya akif dalam organisasi sehingga saya terbiasa untuk bersosial memahami orang lain dan memiliki banyak teman. Saya  juga memiliki bakat spasial karena saya suka sekali berkhayal dan menggambar-gambar pada waktu senggang saya juga mnegikuti salah satu organisasi yang ada di Kampus saya yaitu design untuk mengasah ketrampilan saya. Untuk mengembangkan kemampuan Intelligensi yang saya miliki seperti yang saya katakana sebelumnya sampai sekarangpun saya masih tetap mengikuti kegiatan yang untuk mengembangkan bakat saya dengan terus berlatih dan mensyukuri apa yang ada dalam diri sendiri.

G.    Motivasi
Motif adalah proses yang memberi semangat, aah, dan kegigihan prilaku dan seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu. Prilaku yang termotivasi adalah prilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Setiap perbuatan yang dilakukan manusia baik yang disadari (rasional) atau yang tidak disadari (mekanikal/naluri) pada dasarnya merupakan sebuah wujud untuk menjaga sebuah keseimbangan hidup. Jika keseimbangan ini terganggu, maka akan timbul dorongan untuk melakukan aktivitas guna mengembalikan keseimbangan kondisi tubuh.
Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, sangat memerhatikan konsep keseimbangan (makhuf, 1958) seperti terdapat pada ayat berikut :
ŁَŲ¹َŲÆَŁ„َŁƒَ ŁَŲ³َŁˆَّŲ§Łƒَ Ų®َŁ„َŁ‚َŁƒَ Ų§Ł„َّŲ°ِŁŠ
artinya: ” Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang.” (QS. Al-infithar 82:7)
Menurut Hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan : fisiologis (lapar, haus, tidur); Keamanan (safety); cinta dan rasa memiliki; harga diri; dan akulturasi diri.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologi, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.
Motivasi Eksternal adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan) atau bisa dikatakan motivasi yang berasal dari luar yang bersifat sementara. Motivasi eksternal sering dipengaruhi oleh imbalan dan hukuman. Contohnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.
Motivasi Internal adalah untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri) atau bisa dikatakan motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri dan biasanya bersifat lebih kekal. Contohnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.

Pendapat :
Yang mempengaruhi penulis dalam belajar pada jurusan Manajemen Pendidikan dari Motivasi Internal saya memilih jurusan ini karena saya menyukai suatu yang berhubungan dengan manajemen yang mengatur dan memimpin suatu keadaan.
Motivasi eksternal saya dalam jurusan manajemen pendidikan ini karena adanya dorongan orang tua saya yang menginginkan anaknya menjadi seorang guru. Maka saya dianjurkan untuk tetap mengambil jurusan ini sampai saat ini.




H.    Teori Belajar yang Cocok Untuk Jurusan Manajemen Pendidikan
Menurut pendapat penulis dalam teori belajar yang cocok untuk jurusan Manajemen Pendidikan adalah Humanisme karena tujuan utama dari humanisme dapat dijabarkan sebagai perkembangan dari aktualisasi diri manusia automomous. Dalam humanism belajar adalah proses yang berpusat pada pelajar dan dipersonalisasikan, dan peran pendidik adalah sebagai seorang fasilitator.
Afeksi dan kebutuhan kognitif adalah kuncinya, dan goalnya adalah untuk membangun manusia yang dapat mengaktualisasikan diri dalam lingkungan yang kooperatif dan suportif. Dijelaskan juga bahwa pada hakekatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Kerana itu dalam kaitannya maka setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diribelajar adalah proses yang berpusat pada pelajar dan dipersonalisasikan, dan peran pendidik adalah sebagai seorang fasilitator.

I.       Ciri-Ciri Guru yang Beraliran Behaviorisme
Guru sebagai perantara :
1.      Guru menjelaskan secara penuh dalam tujuan pembelajaran yang harus dikuasai
2.      Tujuan pelajara dalam bentuk yang sudah siap
3.      Guru memberikan contoh-contoh yang dilakukan sendiri maupun melaui simulasi, tidak menggunakan metode ceramah
4.      Pelajaran disusun secara sistematis dari yang sederhana sampai yang paling kompleks
5.      Bersifat mekanis
6.      Mementingkan mekanisme hasil belajar
7.      Evaluasi atau penilaian didasari atas pelaku yang napak
8.      Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati

J.      Ciri-Ciri Guru yang Beraliran Humanisme
Guru sebagai fasilitator :
1.      Memberi perhatian dan motivasi.
2.      Membantu untuk memperoleh dan memperjeas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
3.      Memahami karakteristik siswa.
4.      Mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar.
5.      Dapat menyesuaikan dirinya bersama siswanya.
6.      Berbaur dengan siswanya, berkomunikasi dengan sangat baik kepada siswanya.
7.      Dapat memahami dirinya agar dapat memahami diri sendiri.
Implementasi terhadap pembelajaran :
1.      Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat.
2.      Guru menerima siswa apa adanya.
3.      Evaluasi didirikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.


SUMBER :
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan edisi kedua (Jakarta : Kencana), 2008
Slavin E. Robert,  Education Psychology: Theory and Practise, edisi sembilan-jilid 1 (Jakarta Barat : PT Indeks), 2011
Pupuh Fathurrohman, Sorry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam (Bandung: Refika Aditama) 2007
Shaleh, Abdul Rahman. 2004. Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta:  Kencana Prenada Media Group
Psikologi Pendidikan : Rochman Natawidjaya dan Moein Moesa
https://arhan65.wordpress.com/2011/11/25/kecerdasan-menurut-al-quran (diunduh pada tanggal 22 April 2015 pukul 20.00)
( diunduh pada tanggal 22 April 2015 pukul 20.49)
(diunduh pada tanggal  23 April 2015 pukul 18.30)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar